LEMBAR 7 = 16
Ramadhan 1439 H
Gedung kantor / office building, yang Inden
Bangunan property
yang inden tidak hanya rumah saja, dalam hal ini gedung perkantoran juga ada
yang dijual secara inden.
Pada lembar
6 yang lalu, kita sudah bahas kelebihan dan kekurangan rumah inden dan ready
stock, sekarang kita coba bahas juga untuk bangunan gedung perkantoran, yang
pada intinya pihak penjual (owner) memberikan yang terbaik untuk para
konsumennya (buyer).
Factor Kekurangan
jika investasi atau membeli dengan
kondisi apa adanya / belum jadi 100% :
Dengan maksud
akan menyelesaikan “sendiri” pelaksanaan pembangunannya, memang biaya pembelian
akan lebih murah jika membeli dengan kondisi apa adanya / gedung belum jadi
100%. Tentunya akan dihitung ulang oleh
pihak buyer biaya-biaya untuk menyelesaikan proses pembangunannya.
Hanya saja perkiraan
jumlah biaya yang sudah direncanakan untuk melanjutkan pembangunan sampai 100%,
kemungkinan akan membengkak atau diluar rencana, karena dalam hal pelaksanaan
pembangunan banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi seperti teknis pelaksanaan proyek itu sendiri
maupun non teknis, diantaranya :
Masalah teknis
:
Factor cuaca
hujan yang kemungkinan terjadi selama pelaksanaan, sehingga menyebabkan
mundurnya waktu pelaksanaan dan otomatis mengakibatkan membengkaknya anggaran
yang sudah ditentukan.
Kesalahan-kesalahan
teknis yang diakibatkan “human eror” selama pelaksanaan, yang juga akan
mempengaruhi pembiayaan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Masalah non
teknis :
Factor keamanan
yang cukup mengganggu selama pelaksanaan proyek, dan mengakibatkan juga
membengkaknya anggaran.
Factor kemacetan
lalu-lintas dan aturan lalu-lintas yang mengakibatkan hambatan pengiriman logistik ke lokasi
proyek, yang juga mengakibatkan terlambatnya pengiriman logistik dan bisa mundurnya waktu pelaksanaan sehingga otomatis
berpengaruh kepada anggaran yang sudah ditentukan.
Dari beberapa
item permasalahan diatas, maka kiranya konsekwensi yang akan diterima hal-hal
yang menjadi hambatan dan kendala untuk melanjutkan progress pelaksanaan
pembangunan gedung jika pihak konsumen / buyer membelinya dengan kondisi belum
jadi 100%.
Kami ada dua
contoh gedung perkantoran yang dijual secara inden, di lokasi yang berbeda :
GEDUNG
MAMPANG PRAPATAN, JAKARTA SELATAN
Keterangan
foto/gambar :
sisi kiri frame
foto kondisi saat ini, masih belum finish 100%.
sisi kanan
frame foto kondisi tampak luar.
Gedung ini
sengaja dibangun dengan tidak menyelesaikan progres Arsitekturnya, karena
dengan asumsi jika di selesikan secara 100%, banyak kemungkinan dibongkar
kembali oleh pembeli/pemilik baru, untuk dapat design yang sesuai dengan selera
atau keinginan pemilik baru.
Diantara pekerjaan
Arsitektur tersebut :
Pekerjaan
lantai
Pekerjaan
Plafon
Pekerjaan
Ornamen-ornamen dinding, kolom, dsb.
dan
pekerjaan2 lainnya.
Jadi dalam
hal ini, pihak pembeli, silahkan mengajukan design-design yang diinginkan untuk
bisa dikerjakan oleh pihak Owner yang sekarang / penjual.
Pihak
pembeli akan menerima bangunan gedung ini dengan progres 100%.
Data dan
specifikasi gedung :
Lokasinya Bebas aturan
kendaraan ganjil genap.
Luas tanah : 1649
m2
Luas
bangunan : 9.000 m2
8,5 lantai
dan 2 lantai basement, total 10,5 lantai
Sertifikat
Hak Milik (SHM)
Lift orang 2
unit, Lift barang 1 unit
Parkir +/-
70 Mobil
Harga Penawaran Rp. 210 Milyard.
GEDUNG
JATIBARU RAYA, JAKARTA PUSAT
Keterangan
foto/gambar :
sisi kiri
frame foto kondisi saat ini, masih berupa rangka-rangka baja.
sisi kanan
frame foto kondisi tampak kalau sudah jadi 100%.
Gedung baru
4,5 lantai. Sedang proses pembangunan :
Strategis di
pusat bisnis MH.Thamrin, dan pusat grosir pasar tanah abang,
Belakang
Bank Indonesia, dekat hotel Millenium tanah abang.
Lift 1 unit
CCTV
Pemadam
kebakaran
Air bersih
PDAM
Kapasitas
parkir 9 mobil, 12 motor.
Toilet
setiap lantai
Harga penawaran : Rp. 20 Milyar
Kesimpulan :
Alangkah baiknya
“eksekusi” pembelian gedung dengan kondisi sudah 100%, nanti pada waktu
pelaksanaan ada suvervisi dari pihak pembeli, yang akan mengontrol semua
kegiatan hal-hal yang sudah disepakati sebelumnya dari :
segi
specifikasi material,
mutu dari
kwualitas pelaksanaan terutama pekerjaan finishing , dan
target ketepatan
waktu pelaksanaan dan serah terima gedung.
Demikian sedikit
gambaran mengenai factor-faktor yang mengakibatkan membengkaknya anggaran biaya
jika membeli gedung tidak dalam kondisi 100% jadi.
Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar